RSJ (Rumah Singgah Jalira)
RSJ, apa yang ada dalam pikiran kita mendengar singkatan tersebut?? Rumah Sakit Jiwa?? Yakk, betull... Mungkin kesakitan jiwa tersebut yang membuat RSJ alias Rumah Singgah Jalira ini ada. Jalira terbentuk dari sekumpulan anak muda yang haus akan kreatifitas. Diantaranya ada Irwan Senjaya alias Iwang, Ricky Panca Putra alias Pepeng, Riza Nugraha alias Bajay, Fany, Asep Sofiana alias Bunki, Miralda Genny alias Mimi, Sesilia Belliana alias Sesil, Andini Pasha alias Tacil, Gatiar Hanatu alias Emak, dan saya sendiri Febri Nurmala alias Aming.
Kesakitan jiwa yang menyerang kami ini, muncul akibat kehausan karena ingin terus berkreatifitas. Setelah lulus dari perguruan tinggi, yang sebelumnya menaungi kami dalam sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Teater, kami ingin membuat suatu perkumpulan yang mana tidak ada lagi batasan - batasan dalam berkreatifitas. Walaupun kami sadar akan batasan - batasan yang ada dalam di kehidupan ini.
Hingga suatu hari terbentuklah sebuah komunitas yang kami beri nama Jalira (Jalinan Silaturahmi). Dengan alasan yang simple, silaturahmi adalah hal yang terpenting dalam kehidupan. Menjalin & menjaga tali komunikasi diantara sesama manusia adalah hal yang mulia. Begitupun Rumah Singgah Jalira ini, begitu banyak impian - impian yang mulia di dalamnya.
Tidak hanya sekedar melanjutkan seni & kreatifitas yang membumbung tinggi di dada kami, tapi ada aspek sosial yang ingin kita tanamkan. Kami ingin memulai sesuatu yang baru dengan lebih baik. Kami ingin mencoba mengabdi pada masyarakat dengan adanya Rumah Singgah Jalira ini. Kami ingin membuat taman bacaan bagi anak - anak, taman pendidikan untuk anak - anak yang kurang mampu serta ingin membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Kesakitan jiwa kami lainnya yang mungkin bisa dikatakan adalah bahwa kami ini rata - rata seorang pekerja atau karyawan. Yang bisa dibilang gampang - gampang susah untuk menyisihkan waktu bagi komunitas kami ini. Karena untuk yang namanya bermain teater tidak bisa hanya latihan 1 atau 2 kali saja untuk memulai pertunjukkan. Jadi kami berusaha menyempatkan diri untuk berkumpul sehabis pulang kerja. Hingga larut malam membicarakan konsep pertunjukkan atau apapun itu. Walaupun besok pagi harus memulai beraktifitas lagi untuk bekerja, tapi kita tidak khawatir akan hal itu. Entah kenapa, jika sudah berkumpul ada saja energi positif yang masuk ke dalam diri kami, yang membuat kita tidak takut akan lelah & sakit.
Ikhlas dalam melakukan hal tersebut adalah kunci kami untuk mewujudkan mimpi indah nan mulia tersebut. Semoga Tuhan selalu bersama kami untuk mewujudkan semua impian ini.
Jakarta, 29 Nov 2011 - 23.48 @Studio
Kesakitan jiwa yang menyerang kami ini, muncul akibat kehausan karena ingin terus berkreatifitas. Setelah lulus dari perguruan tinggi, yang sebelumnya menaungi kami dalam sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Teater, kami ingin membuat suatu perkumpulan yang mana tidak ada lagi batasan - batasan dalam berkreatifitas. Walaupun kami sadar akan batasan - batasan yang ada dalam di kehidupan ini.
Hingga suatu hari terbentuklah sebuah komunitas yang kami beri nama Jalira (Jalinan Silaturahmi). Dengan alasan yang simple, silaturahmi adalah hal yang terpenting dalam kehidupan. Menjalin & menjaga tali komunikasi diantara sesama manusia adalah hal yang mulia. Begitupun Rumah Singgah Jalira ini, begitu banyak impian - impian yang mulia di dalamnya.
Tidak hanya sekedar melanjutkan seni & kreatifitas yang membumbung tinggi di dada kami, tapi ada aspek sosial yang ingin kita tanamkan. Kami ingin memulai sesuatu yang baru dengan lebih baik. Kami ingin mencoba mengabdi pada masyarakat dengan adanya Rumah Singgah Jalira ini. Kami ingin membuat taman bacaan bagi anak - anak, taman pendidikan untuk anak - anak yang kurang mampu serta ingin membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Kesakitan jiwa kami lainnya yang mungkin bisa dikatakan adalah bahwa kami ini rata - rata seorang pekerja atau karyawan. Yang bisa dibilang gampang - gampang susah untuk menyisihkan waktu bagi komunitas kami ini. Karena untuk yang namanya bermain teater tidak bisa hanya latihan 1 atau 2 kali saja untuk memulai pertunjukkan. Jadi kami berusaha menyempatkan diri untuk berkumpul sehabis pulang kerja. Hingga larut malam membicarakan konsep pertunjukkan atau apapun itu. Walaupun besok pagi harus memulai beraktifitas lagi untuk bekerja, tapi kita tidak khawatir akan hal itu. Entah kenapa, jika sudah berkumpul ada saja energi positif yang masuk ke dalam diri kami, yang membuat kita tidak takut akan lelah & sakit.
Ikhlas dalam melakukan hal tersebut adalah kunci kami untuk mewujudkan mimpi indah nan mulia tersebut. Semoga Tuhan selalu bersama kami untuk mewujudkan semua impian ini.
Jakarta, 29 Nov 2011 - 23.48 @Studio
Amin.. semoga jalira trus bertambah eksis dan tmbh berkreatifitas, dan juga bertambah penghuni jalira nya :)
ReplyDeleteAmiiin... thanks yaa :D
ReplyDelete