Menuju Hidup Yang Lebih Baik

Udah 2 bulan lebih kayaknya ini blog ngga ditengokin sama pemiliknya, udah mulai banyak sarang laba - laba dan banyak lumutnya, xixi

Okeee..
Gw juga bingung mau bahas apa, mau bahas tentang traveling? Udah lumayan lama ngga jalan - jalan juga, huehehe Dan gw pun juga bingung, 2 bulan ini sibuk ngapain ajaaaa??!!
Yang pasti sih, gw sedang menata hidup gw untuk menjadi lebih baik lagi, walaupun susahnya minta ampun, walaupun harus terseok - seok. Hidup yang lebih baik gimana sih maksudnya??

Iyaa.. menuju kepala 3, gw mencoba untuk menjadi orang yang lebih baik lagi lahh pokoknya. Terus dimulai nya dari mana??

Jadi akhir tahun kemarin, gw seperti mendapatkan hidayah (((mungkin))) untuk membuat resolusi di tahun 2018 dengan hal - hal positif. Salah satunya menata keuangan yang mulai gw rasa morat - marit. Apa ada yang salah yaaa?? Iyaaa.. ternyata banyak yang salah! Apa tuuhh bebbb???


Jadi setelah mendapatkan secercah hidayah tentang bahaya RIBA, gw pun mencoba mencari tau apa aja sih yang termasuk riba. Dan kebetulan juga, ada beberapa temen gw yang abis membahas riba di social medianya, akhirnya aku pun bertanya (bukan pada rumput yang bergoyang) pada temen - temen gw itu.

Yang pertama, ada temen gw yang membahas riba dalam asuransi, whaaatttt?? Jadi beneran tuh si asuransi ini riba?? Gw tanyalah lebih detail, ternyata begitulah adanya, dari dulu yaa asuransi itu riba! Lebih tepatnya gharar, apa sih itu?

[Menurut bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-khathr (pertaruhan). Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, al-gharar adalah yang tidak jelas hasilnya (majhul al-‘aqibah). Sedangkan menurut Syaikh As-Sa’di, al-gharar adalah al-mukhatharah (pertaruhan) dan al-jahalah (ketidak jelasan). Perihal ini masuk dalam kategori perjudian.]


Lahh kok jadinya judi, serem yaaahh, kan niatnya mau aman kalo sakit atau kenapa - kenapa *amit - amit* bisa dibayarin asuransi..  Astagfirullah, ternyata gw pernah berpikiran kayak gitu yaaa.. Padahal sakit, sehat itu atas kehendak Allah. Yaa minta aman & pertolongannya sama Allah, kenapa malah sama sesuatu yang ngga jelas gitu. Akhirnya di awal tahun 2018, demi menuju hidup yang lebih baik, gw putuskan untuk menghentikan 2 asuransi yang sudah gw daftarkan.

Terus premi-nya ilang begitu saja?? Iyaaahh.. hiks! Padahal 2 asuransi itu sekaligus kayak tabungan niatnya, ealaaahh.. tapi karena ketidakjelasan itu, gw pun baru sadar, apa yang gw kumpulin, yang gw anggap seperti tabungan malah hasilnya zonk! Ternyata si "tabungan" ini ngga bisa ditarik semua, tapi yang bisa ditarik hanya beberapa persennya saja. Yaudahlah yaaahh.. ikhlasin aja, insya Allah nanti akan diganti sama Allah yang lebih baik. Amiiiinnn


Kedua, ada temen gw yang membahas kartu kredit! Ohh inilah diaaa, yang bikin keuangan gw amat sangat morat - marit 2 tahun belakangan ini. Dan ternyata inipun riba, kalo yang ini ngga usah dijelasin yaaahh.. udah banyak yang tau kan yaa, kalo kartu kredit emang udah pasti riba, apalagi kalo ngga bisa pakenya, bisa jadi senjata makan tuan, bisa mencekikmu secara perlahan! 

Ternyata bukan gw aja yang merasakan, betapa laknatnya si Kartu Kredit ini yang kalo kita ngga bisa memakainya secara benar, kita akan merasakan kesusahan. Jadi di tahun ini pun gw akan pelan - pelan melunasi si hutang kartu kredit ini dan dadah bhabhaaayy ku ngga mau ngutang sama kamu lagi!! Karena sebelum ngutang pake kartu kredit pun, hidup lo masih baik - baik aja kaannn?!

So, let's see what will happens... 
Semoga ini menjadi awal hidup yang lebih baik. Amiinn


Menurut bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-khathr (pertaruhan) [1]. Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, al-gharar adalah yang tidak jelas hasilnya (majhul al-‘aqibah) [2]. Sedangkan menurut Syaikh As-Sa’di, al-gharar adalah al-mukhatharah (pertaruhan) dan al-jahalah (ketidak jelasan). Perihal ini masuk dalam kategori perjudian [3].

Sumber: https://almanhaj.or.id/2649-jual-beli-gharar.html
Menurut bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-khathr (pertaruhan) [1]. Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, al-gharar adalah yang tidak jelas hasilnya (majhul al-‘aqibah) [2]. Sedangkan menurut Syaikh As-Sa’di, al-gharar adalah al-mukhatharah (pertaruhan) dan al-jahalah (ketidak jelasan). Perihal ini masuk dalam kategori perjudian [3].

Sumber: https://almanhaj.or.id/2649-jual-beli-gharar.html

Comments

favorite reader!

Rincian Biaya Backpacker (Jakarta - Medan - Aceh - Sabang)

Jakarta - Malang - Probolinggo - Bromo

Rincian Biaya Trip To Maluku

Pulau Tegal - Pasir Timbul, Lampung

Jakarta - Medan - Aceh - Sabang