TRIPING KE SANTORINI INDONESIA?! (Part 1)

Akhirnya TRIPING punya cerita lagi, setelah beberapa bulan blog-nya dianggurin sama pemiliknya dan ngga pernah diapelin sama para pembacanya, sekarang saatnya kita bercengkrama kembali dalam ikatan kasih dan asmara wkwk

BHAIQUELAAHH~
KITA MULAI YAAA, SIAP - SIAP MATA SEPET KARENA PANJANG BANGET,
GW MAU CURHAT! WKWK

Awal September kemarin, tepatnya tanggal 2 September, TRIP BARENG AMING pergi ke Bulukumba, Sulawesi Selatam, tepatnya ke Tanjung Bira, aheeyyyy~
Bareng sama beberapa personil Paguyuban Aming, yaitu Wince, Nita, Aldi dan personil paling bontot, Gendis (Anaknya Nita & Aldi).

Sebelumnya gw mau sedikit cerita, kenapa akhirnya kami memilih Tanjung Bira untuk liburan kali ini. Jujur ini adalah salah satu liburan ter-random yang pernah gw lakukan. Karena biasanya liburan gw lumayan terencana dari beberapa bulan sebelumnya, tujuannya kemana, budgetnya berapa, berapa lama sampai kegiatan tiap hari nya pun kalo bisa dicatat sebelumnya. 
Kenapa?
Karena waktu liburan gw yang ngga bisa lama - lama, jadi sebisa mungkin dimanfaatin untuk meng-eksplore tempat yang kita datangi, walaupun gw juga siap nerima kalo tiba - tiba ada perubahan rencana dari jadwal yang udah  dibuat. Se'engga'nya ngga perlu mati gaya ketika sudah sampai di tempatnya, kayak mikir 'ehh abis ini kita ngapain yaa?' atau 'ehh abis ini kita mau kemana yaa?' Dengan guidelines yang udah dibuat, kita jadi tau harus memanfaatkan waktu yang sedikit itu semaksimal mungkin. 

Pengen sihh, bener - bener liburan tanpa harus terencana.. Tapi kayaknya harus punya waktu lebih, untuk sekedar 'me time' bengang - bengong tanpa ada kegiatan. Pengen bener - bener long journey, yang random mau berenti di mana pun juga, random pilih tempat nginep, tanpa terpatok waktu. Mungkin nanti kalo gw udah ga perlu cuti, entah kapan hahaha

Well, balik lagi kenapa akhirnya memilih Tanjung Bira setelah obrolan alot memilih antara ke Padang atau ke Pulau Bintan, dan keputusan harus diambil dengan cepat karena waktunya sebulan lagi. 
Jadi giniii sodara - sodarakuuhh.. 
Sebenernya rencana awal adalah ke Bali - Lombok, semua sudah dibooking, mulai dari tiket pesawat sampai tempat menginap, kami sudah menentukan akan kemana saja, mulai perjalanan ke Pulau Menjangan dulu, lalu ke Ubud, lanjut ke Lombok. Tapi sayangnya, Bali dan Lombok, bulan Agustus kemarin diguncang bencana gempa bumi, terutama Lombok yang cukup parah kena guncangannya. Sedih rasanya, padahal pengen banget ke Lombok. Mau ngga mau, kami harus mundur untuk pergi ke sana dan mencari alternatif untuk tempat liburan kami tahun ini. Akhirnya kami buat opsi ke Padang (ini salah satu bucket list, ngga tau pengen aja ke sana tapi ngga jadi - jadi) terus opsi kedua Bintan (ini juga salah satu bucket list gw yang udah lama banget tapi mulai terlupakan). 

Nahh, temen gw si Wince kayaknya masih belom sreg untuk pergi ke Bintan, dia lebih pilih Padang. Sedangkan gw sama Nita, lebih pengen ke Bintan.. Setelah pertemuan dan obrolan alot, akhirnya kami pulang ke rumah masing - masing, memikirkan kembali mana yang sebaiknya dipilih. 

Sampai rumah, kebiasaan gw sebelum tidur salah satunya adalah scrolling timeline Instagram, terus sampailah pada postingan Marischka Prue, salah satu influencer di bidang traveling, dia abis pergi ke Tanjung Bira. Daann..gw isenglah kirim postingannya ke Wince, kalo ke sana aja gimana ce~

Gayung bersambut, si Wince excited banget.. Dan gerak cepet gw iseng buka aplikasi pemesanan tiket pesawat, cek tujuan ke Makassar, dan ternyata harganya lumayan murah sob! Hampir sama kayak tujuan ke Padang atau Bintan. Bhaiquelah, dalam waktu yang sesingkat - singkatnya, dibuatlah conversation chat bertiga, dan dalam waktu yang singkat, semua sepakat ke Tanjung Bira! 

Kami berangkat Minggu pagi, dengan penerbangan pertama naik Sriwijaya. Dari CGK jam 5 pagi, tanpa delay, sampai di Bandara Sultan Hassanudin Makassar sekitar jam 9 pagi. Setelah ambil bagasi kita lanjut keluar karena sudah janjian dengan orang dari tempat penyewaan mobil. 

Tapi sayangnya, ternyata ada missed komunikasi sama si tempat penyewaan mobil, dikarenakan saat itu memang agak sedikit hectic, banyaknya orang yang sewa mobil untuk menjemput sanak saudara yang baru pulang Haji. Kami awalnya sewa mobil Avanza matic, tapi yang datang mobil Sienta, sedangkan perjalanan menuju Tanjung Bira hitungannya sudah keluar kota, dan medannya lumayan naik turun jalan bukit dan berbatu, jadi tidak memungkinkan menggunakan mobil kecil, ditambah lagi bawaan barang yang lumayan banyak. 

Setelah menunggu sekitar 2 jam akhirnya si pemilik, meminta maaf karena terjadi kesalah pahaman dan menggantinya dengan mobil Innova manual. Mau tidak mau, perjalanan harus terus berlanjut, karena hari semakin siang, kami mengejar waktu agar sampai sana bisa sebelum jam 6 sore, minimal masih bisa melihat sunset

suasana di mobil
Berbekal GPS, perjalanan kami lumayan lancar tanpa ada hambatan. Hanya awal - awal, pak supir Aldi masih bingung dengan sistem mobilnya. 😂😂
Kami hanya 2 kali berhenti, saat makan siang dan sore saat ke mampir ke pom bensin untuk ke toilet. Ohh iyaa, kami juga sempat berhenti di pinggir jalan buat beli semangka, saking banyaknya semangka yang digantung, melambai - lambai minta diajak, akhirnya beli 1 buah.


Perjalanan menuju Tanjung Bira sangat menyenangkan, tidak membosankan, karena pemandangan yang super indah, maklum anak pinggiran kota jarang lihat pemandangan alam macem itu. 😁😁
Mulai dari sawah dan gunung (kalo ini berasa perjalanan di pulau Jawa), padang rumput banyak sapi dan kuda (kalo ini berasa di Sumbawa, kayak udah pernah ke Sumbawa aja luu wkwk), yang paling the best sih, saat lihat sawah langsung berbatasan dengan laut, ah-mazing! 


Sekitar jam 6 sore kami masih dalam perjalanan menuju tempat menginap yang pertama, di Woywoy Paradise. Berhubung perut mulai dangdutan, dan berpikir mungkin agak malas lagi kalau harus keluar resort untuk mencari makan malam. Akhirnya kami mampir di sebuah kedai, yang lumayan banyak pilihannya. Setelah makan, kami lanjutkan perjalanan menuju Woywoy Paradise. Sebenarnya cukup mudah dicari lokasinya, karena papan petunjuknya cukup jelas. Tapi berhubung di depan gangnya ada mobil yang sedikit melintang parkirnya, jadi gw dan Wince  berinisiatif alias sotoy-sotoy-an menuju ke resort dengan cara berjalan kaki. 

Baru beberapa meter dari depan gang, kok ada rumah yang lagi rame - rame banyak orang yaahh, dalam hati gw 'ohh..lagi ada pengajian kali', lalu beberapa langkah lagi dan melewati depan rumahnya ternyata ada bendera kuning, dan ngga jauh ada mobil jenazah. Bhaique! 

Dalam hati mau balik lagi ke mobil, tapi rada tengsin, si Wince juga ngga komen apa - apa, main jalan terus aja. Okehh.. Gw sok berani - beraniin lahh, walaupun ga jauh dari situ, jalanannya asli gelap banget, alhasil gw pake penerangan dari handphone untuk bisa lihat jalannya. Makin ke dalam gang, kok belom ada tanda - tanda si resortnya. Akhirnya Wince coba menghubungi pihak resort, dan akhirnya kami malah disuruh menunggu di pertigaan jalan yang ada papan penunjuk arah selanjutnya, kami tidak diperkenankan untuk menuju resort dengan jalan kaki, karena nanti ada yang jemput. 

Bhaiquelah! 
Kita menunggu di pertigaan jalan, kanan kiri rumah yang lumayan besar tapi penghuninya entah ada di rumah atau tidak, yang pasti sepi. Di seberang jalan ada lapangan rumput dan pohon besar. Kami disuruh menunggu sekitar 15 menit, tapi berasa lamaaaa banget. Si Wince yang kebelet pipis semakin menambah ke-aduhai-an menunggu di pertigaan jalan itu. Suasana masih gelap dan sepi, diujung jalan alias di depan gang ada yang meninggal dan menunggu di depan pohon besar. Cakeeuubb!! 😂😂😂😂😂

Mau nangis tapi yaa ngga mungkin, jadilah kami mencari sesuatu yang bisa menghibur dan ngga pikin panik serta takut. Kami melihat ke atas langit dan ternyata langit penuuuuhh bintang bertaburan, akhirnyaaaa ada yang bisa bikin hati sedikit tenang. Fiuuhh~

Setelah menunggu 15 menit yang terasa seperti 45 menit, akhirnya orang dari resort sampai, dan kami berdua harus menunggu lagi, karena dia mau cari bantuan lagi untuk pengantaran. Dan menurut info, yang meninggal tersebut masih kerabat dari para crew Woywoy Paradise. Jadi kami memaklumi, kalau keadaan malam itu, agak sedikit mencengangkan, di luar dari prediksi. 

Akhirnya kita ke resort di antar penjaga naik motor, ternyata jalanan menuju ke resort tersebut masih agak jauh dari pertigaan tempat kami menunggu dan jalanannya berbelok - belok, kanan kiri semak belukar serta jalanannya masih berbatu. Pokoknya aduhailaahh~ lihat aja di videonya yaaa. Pantes ngga diijinin buat jalan kaki, HAHA!

Ketika sampai di Woywoy Paradise, gw langsung terkagum - kagum dengan bangunannya yang memang mirip seperti di Santorini. Walaupun sudah cukup malam dan suasana agak remang - remang, tapi aku bahagia bisa sampai di tempat ini. 😍😍😍
Crazy Misquin Asian

Karena waktu sudah malam dan badan kami semua sudah lumayan lelah letih lesu dengan perjalanan 5 jam nonstop. Ditambah suasananya agak creepy, sunyi senyap, karena sepertinya hanya kami saja yang menginap. Jadi kami menghabiskan malam di dalam kamar saja, sambil foto - foto, lumayan bagus juga interior kamarnya. Untuk lebih detailnya tentang Woywoy Paradise ada di blog terpisah yaaa...

Akhirnya pagi pun tiba, kami buru - buru keluar kamar ingin melihat sunrise. Dan ternyata sunrise tepat berada di depan penginapan kami. Pagi hari yang menyenangkan, walaupun matahari muncul sedikit malu - malu, tapi kami tetap menunggu. Di depan kamar, ada gazebo untuk bersantai, kami ke sana untuk menangkap sunrise dengan kamera. Melihat laut yang lebih jelas rasanya menyejukan hati, mendengar debur ombak di bawah tebing ingin rasanya berendam di jernihnya air laut Sulawesi.


 
menjelang siang di pinggir tebing yang sama
Setelah asyik menangkap indahnya sunrise pagi itu, kami lanjutkan dengan berenang syantik di kolam renang resort. Ternyata ada beberapa tamu lain yang juga menginap semalam. Tidak terlalu lama kami berenang, kami lanjutankan untuk segera makan dan packing kembali, karena siang nanti harus check out, menuju ke tempat lain dan check in kembali di resort yang lain.

Sarapan yang disajikan Woywoy Paradise sangat enak, walau hanya nasi goreng, telur mata sapi dan teh hangat, rasanya nikmat. Kami makan di ruang makan yang konsepnya terbuka, jadi bisa melihat keindahan laut di pinggir tebing. Salah satu hal yang sangat diperlukan saat berkunjung di Woywoy Paradise ini adalah kacamata hitam, karena sumpeeehh~ cahaya mataharinya mentereng, ditambah bangunannya yang dominan berwarna putih, cukup  menyilaukan kayak masa depan gw yang cerah. 😆😆😆
ini aslinya panas banget, suueeerr~
 
Setelah check out, kami lanjut ke Tebing Apparalang terlebih dahulu sebelum check in di Cosmos Bungalow. Perjalanan dari Woywoy Paradise ke Tebing Apparalang kurang lebih 20KM. Saat menuju ke sana, kami sempat mampir untuk makan siang dulu dan menemukan tempat makan dengan view yang emejing! Bagus banget pemandangannya, jadi nambah nafsu makan. *laahh~

@Lahongka Panorama Bira


Pengennya sih lama di tempat makan bernama Lahongka Panorama Bira tersebut, tapi kami harus mengejar destinasi selanjutnya ke Tebing Apparalang sebelum malam. Sampai di Tebing Apparalang sekitar jam 2 siang, suasana tidak terlalu ramai, bisa dibilang cukup sepi, mungkin karena kami datang saat weekday. Di sini pemandangan lautnya lebih gila lagi, sadiiisss cakepnya! Laut di bawahnya jernih banget, warnanya biru dan tosca, jadi mau buru - buru berenang di laut. Dengan perpaduan tebing dan laut super jernih, gw kebayang kayak Pianemo di Raja Ampat, walaupun belum pernah ke sana wkwk

Tebing Apparalang, sumpah cantik banget!

Dari Tebing Apparalang, sempat dengar pembicaraan warga setempat yang katanya sedang ada perebutan wilayah dengan oknum "yang lumayan berkuasa di Indonesia". Semoga tidak berlarut - larut, dan warga sekitar tidak dirugikan, karena tempat wisata ini bisa jadi lahan basah, jika dikelola dengan baik.

Setelah puas melihat keindahan Tebing Apparalang, kami lanjut ke Cosmos Bungalow, tempat kami menginap untuk 2 hari mendatang. Memasuki kawasan Cosmos Bungalow, ternyata kami harus membayar retribusi, karena lokasi tersebut sudah masuk destinasi pariwisata, yaitu adanya Pantai Bira dan Pantai Bara, serta banyaknya penginapan, mulai dari yang harganya miring sampe tegak berbanding lurus dengan fasilitasnya, aka mehong aka maharani aka MEVVAH!
Menginap di Cosmos Bungalow ini karena rekomendasi salah satu temen gw yang pernah menginap di sini saat dia honeymoon. Katanya bagus dan ketika sampai di sana, emang BAGUUUSSS PARAH! NO MEDICINE~
Liat aja di videonya yaaa~ ku tak sanggup berkata apa - apa~
Untuk review lengkapnya bisa baca page tersendiri tentang Cosmos Bungalow yaa..
kamar gw sama Wince
 
santai dulu soobb~
ngga sabar buat nginjek pantai
di kala senja
Setelah sampai di Cosmos Bungalow, gw sama Wince pilih kamar yang menghadap langsung pemandangannya ke laut, sedangkan Aldi & Nita kamarnya tepat di belakang kita, view lautnya masih kelihatan sih dikit tapi ketutupan cottage, tapi jangan sedih view kebunnya juga bagus kok. Back to nature banget, kalo kata anak Jaksel wkwk

Makan malamnya kami pilih tetap di cottage, karena mager keluar lagi, lagipula makanan di cottage-nya enak - enak, harga pun masih standar. Makan malam ditemani suara deburan ombak, pokokmen uwuuwuuuwww~ banget rasanya.

Yaudah gitu aja dulu yaaa ceritanya~
Hari selanjutnya akan gw ceritain as soon as posible yaaa..






Comments

favorite reader!

Rincian Biaya Backpacker (Jakarta - Medan - Aceh - Sabang)

Jakarta - Malang - Probolinggo - Bromo

Rincian Biaya Trip To Maluku

Pulau Tegal - Pasir Timbul, Lampung

Jakarta - Medan - Aceh - Sabang