Ada Kisah di Danau Toba

Beberapa bulan lalu, saya sempat mengunjungi kota Medan, tepatnya saya ingin melihat keindahan Danau Toba. Danau Toba merupakan salah satu objek wisata yang sangat terkenal di wilayah Sumatera Utara.
Jika berkesempatan untuk ke Medan, ada transportasi umum dari bandara Kualanamu menuju kota Medan, yaitu Kereta Api Bandara dari PT Railink (ARS). Saat ini dalam sehari ada 21 kali keberangkatan dari bandara Kualanamu menuju Medan dan 21 kali keberangkatan dari Medan menuju Kualanamu. Dengan lama perjalanan 30 menit saja kalau dari Medan menuju Kualanamu, dan 45 menit jika dar Kualanamu menuju Medan. Wooww!! Itu waktu yang cukup cepat ditempuh, jika dibandingkan dengan menaiki kendaraan roda empat.

Dan saya sangat menyayangkan, ketika saya pergi ke Medan kemarin tidak menggunakan transportasi ini. Karena saya belum mendapatkan banyak info tentang Kereta Api Bandara tersebut, sehingga saya memilih menggunakan angkutan umum beroda empat yang lama perjalanannya hampir memakan waktu 2 jam. Walaupun harganya sedikit lebih mahal dibanding bis, namun kita untung di waktu. Jadi transportasi ini cocok sekali buat kalian yang sedang mengejar waktu menuju ke kota Medan dari Kualanamu.

Jadwal Kereta Api Bandara

Untuk menuju ke daerah Prapat, tempat Danau Toba berada, kita harus melakukan perjalanan darat lagi selama kurang lebih 6 jam. Pada waktu itu saya menggunakan travel untuk menuju ke sana, walaupun ada beberapa angkutan umum lainnya, namun saya memilih aman karena saya belum tahu mengenai daerah tersebut. Setelah 2 jam perjalanan dari kota Medan, mobil travel saya berhenti di suatu rumah makan untuk istirahat sejenak. Saya mencoba memilih menu bakso pada waktu itu. Rasanya sedikit berbeda dengan bakso yang biasa saya makan di Jakarta. Rasanya lebih segar, seperti tidak terlalu banyak mengandung micin atau MSG.

Lalu perjalanan dilanjutkan, melewati perkebunan sawit, pepohonan hijau yang memanjakan mata. Kita juga akan melewati perumahan warga khas Batak, dengan ukir - ukiran khas-nya di setiap rumah dan juga gereja, yang berwarna - warni seperti sulur - sulur di kain ulos. Hingga kita akan melewati jalan dengan posisi sebelah kiri tebing dan sebelah kanan jurang. Dengan mobil yang agak ngebut kita seperti sedang sport jantung, tapi di sisi lain mata dimanjakan oleh keindahan alam Sumatera Utara yang begitu menyegarkan. Hal yang menakjubkan lainnya adalah banyak gerombolan kera di sepanjang jalan tersebut, dan kera - kera tersebut berukuran cukup besar.

Danau Toba di kala mendung


Batu Gantung
Total perjalanan 6 jam yang kita tempuh akan terbayar dengan pemandangan indah dari Danau Toba dan Pulau Samosir. Danau yang sangat besar ini seperti menyimpan misteri. Saya sempat mendengar cerita dari orang Medan yang sempat saya jumpai sebelumnya, bahwa Pulau Samosir merupakan puncak gunung dan bukan sebuah pulau. Cerita yang saya dapatkan lainnya adalah Danau Toba tersebut terbentuk jutaan tahun lalu, saat gunung api meletus dan kini menjadi danau. Sebenarnya masih banyak mitos - mitos lainnya, namun saya tidak sempat menanyakan ke penduduk sekitar mengenai kebenaran cerita tersebut.

Saya menikmati perjalanan menuju Pulau Samosir menggunakan speedboat, dan sempat diantarkan menuju objek wisata Batu Gantung. Kita hanya bisa melihat dari atas speedboat tersebut dan si empunya speedboat bercerita bahwa, dahulu ada seorang putri yang tidak ingin dijodohkan oleh orang tuanya, hingga ia melarikan diri dan mencoba bunuh diri dengan melompat dari atas tebing batu. Namun saat melompat, rambutnya yang panjang tersangkut di akar beringin, kemudian ia dikutuk oleh orang tuanya menjadi batu.
Patung Sigale - Gale

Ketika sampai di Pulau Samosir, banyak sekali objek wisata sejarah yang bisa kita kunjungi. Salah satunya adalah objek wisata Sigale - Gale, yaitu Patung Sigale - Gale yang terkenal bisa menari dengan kekuatan mistis. Di objek wisata Sigale - Gale ini juga ada beberapa rumah adat khas suku Batak, yang mempunyai ciri khas ujung lancip di depan dan belakang pada atapnya dan untuk masuk ke rumah tersebut kita harus menaiki tangga, pintu pada rumah khas Batak dibuat rendah, dengan maksud agar tamu yang datang harus merunduk untuk menghormati si tuan rumah. Ada juga kentongan raksasa, yang dahulu digunakan untuk penanda setiap kejadian yang ada di desa tersebut.

Batak Museum Tomok

Rumah khas suku Batak - Tomok
Selain itu ada rumah yang bisa kita masuki, yaitu di Batak Museum Tomok, kita dapat melihat mulai peralatan rumah tangga, bercocok tanam hingga pakaian khas suku Batak. Yang tak kalah seru saat mendatangi Pulau Samosir adalah mengunjungi makam kuno suku Batak. Makam - makam tersebut kadang membuat kita bergidik ngeri namun sarat dengan cerita sejarah dibaliknya yang akan membuat kita terkagum - kagum.

Kain Ulos
Dan satu hal, saat mengunjungi tempat - tempat tersebut kita diajak mengucapkan salam "HORAS!" yang artinya salam perdamaian, yang pada saat mengucapkannya membuat saya terharu dan bangga menjadi bagian dari Indonesia yang kaya akan budaya.

Comments

favorite reader!

Rincian Biaya Backpacker (Jakarta - Medan - Aceh - Sabang)

Jakarta - Malang - Probolinggo - Bromo

Rincian Biaya Trip To Maluku

Pulau Tegal - Pasir Timbul, Lampung

Jakarta - Medan - Aceh - Sabang