Triping Ke Tanjung Puting - Part 1

Bermimpilah setinggi dan sebanyak mungkin, karena kita tidak akan pernah tahu mimpi mana yang akan terwujud dan dijadikan kenyataan oleh Tuhan. Contohnya saat ke Tanjung Puting ini, pertama kali gw tau tempat ini dari sebuah novel karangan Dee Lestari, dari seri Supernova berjudul "Partikel". Gw baca novel itu sekitar 2 atau 3 tahun lalu. Novel yang menceritakan seorang tokoh bernama Zarah, yang memiliki kehidupan yang cukup keras sehingga tak sengaja mengantarkan ia ke sebuah tempat di Kalimantan Tengah bernama Tanjung Puting, dari hasil memenangi lomba foto bertema alam yang tak pernah ia ikut sertakan.

Dari hasil lomba foto tersebut, para pemenang diajak ke Tanjung Puting untuk melihat kehidupan Orang Utan. Dan ternyata Zarah tertarik untuk tinggal lebih lama disana. Penggambaran Dee Lestari mengenai kehidupan di Tanjung Puting mengetuk hati gw untuk juga pergi kesana. Mimpi itu terus gw pupuk diantara mimpi - mimpi yang lain, menambah wish list tempat yang wajib gw kunjungi.

Dan sekarang mimpi itu terwujud..

Here i am! Triping with Orang Utan Squad (Wince, Fe, Wawo & Sandy).

Hari ke - 1
Tiba di bandara Iskandar Pangkalan Bun, kita disambut dengan cuaca yang panas terik namun udara yang berhembus sangat segar, awan menggumpal berbentuk gulali menghiasi langit. Kita semakin excited ketika foto di depan tulisan Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, walaupun sudah disuruh masuk dan dimarahi petugas, akhirnya kita buru - buru masuk lounge bandara huehehe *jangan ditiru yaa guys!* karena bandara yang cukup kecil sehingga tiap sisi landasan akan selalu dipakai oleh pesawat yang landing.

@Soeta - before boarding
@Pangkalan Bun - after landing
Sampai di lounge kita sudah ditunggu oleh travel guide dari Vakansitrip yang membawa letter word atas nama Febri Aming. Setelah mengambil barang dari bagasi, kita keluar bandara dan sudah ditunggu oleh tour guide kita yang sedari tadi meneleponi. Cukup gesit juga si tour guide kita kali ini dan terlihat excited menyambut tamunya. Namanya Ary, pria hitam manis berusia 23 tahun keturunan USA (Urang Sunda Asli) & UK (Urang Kumai) ini sudah kurang lebih 5 tahun menjadi tour guide di Tanjung Puting dan dia menjadi salah satu dari dua tour guide spesialis untuk wisatawan Spanyol. Hebatnya dia belajar bahasa Spanyol secara otodidak, sudah 3 bahasa yang ia kuasai, Inggris, Spanyol & Itali. Katanya akan menambah 3 bahasa lagi.. Warrbiyasaaa pemuda yang satu ini~

Dari bandara kita langsung naik taxi menuju Pelabuhan Kumai, di sana sudah menunggu 8 wisatawan asing, 6 dari Spanyol dan 2 dari Perancis. Mereka sudah duduk manis di meja makan di dalam Klotok (perahu kayu) yang akan membawa kita mengelilingi sungai selama 3 hari 2 malam. Pertama kali bertegur sapa kita agak kikuk, akhirnya pembicaraan dibuka oleh teman kita Sandy, yang memperkenalkan diri terlebih dahulu. Karena pengalamannya bekerja di Cruise Ship International sudah membiasakan ia bertemu dengan wisatawan asing. Untung doi ikut, jadi kita ada translater-nya dan ngga ber-a-i-u ria hahaha

Lunch time!
Awal perkenalannya masih agak kikuk, karena gw pribadi ngga terlalu lancar berbahasa Inggris. Dan 4 orang diantara mereka yang berasal dari Spanyol juga tidak lancar berbahasa Inggris. Hanya 4 orang, 2 orang dari Spanyol & 2 orang dari Perancis yang lancar dalam bahasa Inggris, Constance & Marine dari Perancis serta Tania & Crist dari Spanyol yang menjadi teman mengobrol kita sehari - hari di Klotok.

our Klotok
Hari pertama setelah makan siang, kita langsung menuju Camp 1 : Tanjung Harapan, dari Pelabuhan Kumai membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam.
Sambil menikmati santap siang, kita menyusuri sungai dan mulai memasuki kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, disambut dengan patung Orang Utan berukuran besar yang ada di depan pintu gerbang.

Santap siang kita kali ini enak banget, ada nasi, mie goreng, tempe, tumis kangkung, sate kerang dan ayam sayur. Tak lupa buah segar dan air putih dingin menambah nikmatnya makan siang kita.  Semua disajikan dengan bentuk prasmanan. Dan selalu bagian kita abis tak tersisa nasi, lauk sampe sayurnya, dibanding temen - temen kita dari Spanyol & Perancis. Padahal porsi makan mereka juga lumayan banyak, atau emang kita yang kelaperan banget 😂😂

lunch
selfie sama pak kapten
Selesai santap siang, kita bersantai ria di deck kapal. Walaupun matahari bersinar sangat terik, kita sangat menikmati duduk - duduk di pinggir kapal sambil melihat bentangan sungai, merasakan terpaan angin serta memandangi rimbunnya hutan di sebelah kanan dan kiri. Karena kalo di Jakarta dan sekitarnya ngga mungkin bisa menikmati ketenangan seperti ini, yang ada cuma macet dan polusi huehehe

Sampai di camp pertama, namanya Camp Tanjung Harapan. Ketika sampai tampak beberapa rumah yang dijadikan penginapan khusus jika ada tamu penting yang datang untuk meneliti Orang Utan. Jadwal setiap kali ke camp adalah "feeding time" alias melihat Orang Utan dikasih makan. Rata - rata Orang Utan yang makan di camp adalah Orang Utan semi wild, yang sudah cukup terbiasa dengan kehadiran manusia. Berbeda dengan Orang Utan yang masih liar, mereka tidak akan keluar alias menampakan diri di dekat manusia, karena pada dasarnya hewan - hewan liar takut dengan manusia.

Menuju Camp Tanjung Harapan, kita harus melewati hutan dengan jalan setapak, bekas perkebunan (dulunya Camp Tanjung Harapan ini menjadi tempat tinggal bagi warga sebelum dijadikan Taman Nasional), hingga menemui hamparan pasir putih. Pasir putih tersebut terbentuk karena posisi camp berada di pesisir sungai yang menyebabkan pasir tersebut terendap di jalan menuju masuk ke dalam hutan. Amazing! Di dalem hutan ada pasir putihnya :D

walking over the sands
Hampir 95% wisatawan yang kali itu datang ke Tanjung Puting adalah wisatawan asing, kebanyakan dari Eropa, dan 5% nya lagi adalah wisatawan lokal yaitu kita ber-5. Berasa asing di negeri sendiri. Tapi sebenarnya sekarang ini sudah banyak wisatawan lokal yang berkunjung ke Taman Nasional ini, walaupun tetap saja jumlahnya tak sebanyak wisatawan asing. Selain sebuah objek wisata, Taman Nasional Tanjung Puting ini lebih banyak digunakan sebagai tempat penelitian Orang Utan.



feeding time
Di setiap camp selalu ada warning sign untuk keep silent and respect to Orang Utan. Karena walaupun Orang Utan semi wild ini sudah terbiasa dengan kehadiran manusia, tapi mereka tetap akan terganggu dengan suara - suara bising dari manusia dan mereka tidak boleh disentuh, kecuali tiba - tiba ada Orang Utan yang nyamperin. Tapi kemungkinan tersebut sangat kecil.

Cara memberi makan Orang Utan di Camp Tanjung Harapan ini, disediakan sebuah panggung terbuka dan posisinya cukup jauh dari wisatawan yang melihat. Ketika pisang dan tebu sudah dihidangkan oleh para ranger di atas panggung, ranger meneriakan suara - suara panggilan khusus untuk Orang Utan agar mereka datang ke panggung tersebut.

Ada ranger yang meneriakan "Wuuuu~~" atau bahkan ada yang memanggil "Yeupyeupyeuuup~~" dengan suara khas mereka. Kita tidak boleh sembarangan ikutan memanggil karena tiap Orang Utan sudah mengenal suara khas para ranger.


selfie time :D look at the person who wearing flanel behind us and saw us, he is Ary - the guide
Hampir sekitar setengah jam kita menunggu para Orang Utan tersebut berdatangan, satu persatu muncul, datang dari berbagai arah. Bergelayutan di atas dahan pohon yang membuat pohon - pohon tersebut bergoyang - goyang. Ada beberapa Orang Utan yang hanya mengambil beberapa pisang atau tebu lalu kembali lagi ke atas pohon, namun ada juga Orang Utan yang stay di atas panggung tanpa takut dan malu - malu.

Di Camp Tanjung Harapan ini, ada raja Orang Utan-nya bernama Gundul, si Gundul ini luar biasa besarnya! Beberapa Orang Utan yang bertubuh kecil takut saat Gundul menampakan diri di atas panggung. Tatapan si Gundul ini bikin deg - deg - an!!  

Apakah ini yang dinamakan cinta??!! 😂😂

Gimana ngga deg-deg-an ditatap sama si Gundul, secara badannya gede banget dan bikin kebayang - bayang sama film King Kong atau Mighty Joe Young, gimana kalo tiba - tiba dia nangkep akuuhh.. aku kan atuutt.. xixixi

penampakan Gundul dari jauh
Setelah puas feeding time, kita kembali menuju klotok. Hari sudah semakin sore dan berlayar dengan klotok semakin membuat suasana senja begitu indah #ahzeekk
Saat menikmati senja di klotok paling enak duduk - duduk di atas rooftop, sambil minum kopi atau teh dan dihidangkan pisang goreng, kita bisa melihat cahaya matahari yang kemerahan serta banyaknya Bekantan di atas pohon yang berlompatan. Tahu kan Bekantan? Monyet yang hidungnya besar, yang jadi simbolnya Dufan 😁😁

tea time. Do you wanna join with me? :p
with the humble persons, Tania & Crist
Setelah hari mulai gelap kami bergantian untuk mandi, karena di klotok hanya ada dua kamar mandi. Kamar mandi tersebut cukup proper, dengan toilet duduk, shower serta air yang memadai. Karena sudah standar internasional karena banyaknya peminat dari wisatawan asing. Kegiatan dilanjutkan dengan makan malam, makan malam kita di hari pertama ada ayam goreng, tumis buncis, dan teman - temannya.
kamar mandi & wastafel
Saat makan malam, klotok pun bersandar di pinggir hutan, hanya diikat pada sebatang pohon. Kita cari angin lagi di rooftop klotok, dan saling ngobrol bertukar info dengan Constance, Marine, Tania & Crist. Pembicaraan dimulai dari hal remeh temeh hingga hal - hal tentang negara masing - masing, saling berbagi informasi dan budaya.

Selagi kita bersenda gurau di atas klotok, tempat tidur kita sedang dipersiapkan oleh Ary dan kapten. Kasur - kasur disusun lalu dipasangi kelambu, aaihh romantis~ *padahal mahh biar ngga diganggu nyamuk* hahaha Tapi untungnya di musim panas, nyamuk - nyamuk lagi ngga banyak berkeliaran dan ngga terlalu ganas gigitnya.

Yang paling gw takjub selama tinggal di klotok kita tidak perlu menggunakan lampu penerangan, karena cahaya bulan sangat benderang untuk menerangi tempat kami. Listrik dipasang dari genset secukupnya, lumayan buat nge-charge hp & kamera. Hp pun cuma dipake untuk foto, karena sinyal bisa dibilang ngga ada, secara di tengah hutan yaa Sob.. makin berasa tenangnya ya kan, kita ngga sibuk sama Hp masing - masing, dan ngga jadi generasi merunduk. Kali ini kita jadi generasi mendangak, karena sibuk ngeliatin jutaan bintang yang ada di langit. Sambil rumpi, sambil ngeliatin bintang, siapa tau ada bintang jatuh terus make a wish deh 😁😂
Gimana yaa serunya kegiatan kita di hari ke - 2?! Tunggu kelanjutan ceritanyaa yaaa~~

Orang Utan Squad
cahaya bulan~ moonlight~ laluna~ *diambil dengan kamera standart*

 Baca kelanjutan cerita Triping Ke Tanjung Puting - Part 2 !!

Comments

  1. Thanks for trusting us as your travelmate kaka aming.
    Travel for soul \m/

    ReplyDelete
  2. Waaaah asik banget mbak tripnya! Aku juga selalu berandai-andai bisa sering melancong nengok bumi Indonesia, tp belum kesampaian :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe iyaa mba, aku jg awalnya cuma berandai - andai tp pelan - pelan coba diwujudin :D

      Delete

Post a Comment

favorite reader!

Rincian Biaya Backpacker (Jakarta - Medan - Aceh - Sabang)

Jakarta - Malang - Probolinggo - Bromo

Rincian Biaya Trip To Maluku

Pulau Tegal - Pasir Timbul, Lampung

Jakarta - Medan - Aceh - Sabang